Tak terasa sudah masuk 10 hari terakhir di bulan Ramadhan...Sambil meluangkan waktu sejenak dan mencoba menulis kembali dan hari ini mengangkat tema tentang sedekah, yang saya ambil dari beberapa sumber, kalau
ada tulisan yang salah edit, salah ketik, salah ilmu... mohon maaf
lahir batin, semoga kita bisa memaksimalkan 10 hari terakhir ramadhan
tahun ini dengan sebaik baiknya... semoga saling bermanfaat....
Secara harfiyah, sedekah
berasal dari kata shadaqa yang artinya benar. Sedekah adalah pemberian
atau perlakukan dari seorang muslim kepada orang lain secara sukarela tanpa
dibatasi oleh waktu dan jumlahnya sebagai bentuk kebajikan dalam rangka mengharap
ridha Allah Swt. Dari penjelasan seperti ini, sedekah dapat kita pahami sebagai
bukti kebenaran iman dalam berbagai bentuk perbuatan baik, hal ini karena iman
harus selalu dibuktikan dengan amal shaleh atau amal yang baik sehingga setiap
kebaikan yang dilakukan seorang muslim adalah sedekah, Rasulullah Saw bersabda:
كُلُّ مَعْرُوْفٍ صَدَقَةٌ
Tiap perbuatan baik adalah sedekah
(HR. Baihaki)
Karena sedekah menjadi
bukti dari kebenaran iman seseorang, maka setiap kita yang telah mengaku
sebagai muslim harus bersedekah sesuai dengan potensi dan kemampuan
masing-masing, bahkan melakukannya harus sesegera mungkin dalam arti jangan
suka ditunda-tunda, hal ini karena bisa jadi kita tidak sempat lagi bersedekah
karena sudah wafat, apalagi soal kapan kita mati sama sekali tidak ada diantara
kita yang mengetahuinya atau kita mau bersedekah tapi tidak ada orang yang
memerlukannya, Rasulullah Saw bersabda:
تَصَدَّقُوْا فَاِنَّهُ
يَأْتِى عَلَيْكُمْ زَمَانٌ يَمْشِى الرَّجُلُ بِصَدَقَةٍ فَلاَ يَجِدُ مَنْ
يَقْبِلُهَا, يَقُوْلُ الرَّجُلُ: لَوْ جِئْتَ بِاْلأَمْسِ لَقَبِلْتُهَا فَأَمَّا
الْيَوْمَ فَلاَ حَاجَةَ لِي بِهَا
Bersedekahlah kamu sekalian,
sesungguhnya akan datang kepadamu suatu masa dimana seorang lelaki berjalan
dengan membawa sedekah tidak akan menemukan seorangpun yang menerimanya. Lelaki
yang dijumpainya berkata: "andaikata engkau datang kemarin, pasti
sedekahmu akan saya terima, hari ini saya tidak membutuhkannya (HR. Bukhari)
Keharusan
untuk segera bersedekah juga ditegaskan oleh Rasulullah Saw dalam haditsnya
yang lain sehingga jangan sampai seseorang baru mau sedekah ketika ruh sudah
sampai di tenggorokan, beliau bersabda:
قَالَ رَجُلٌ, يَارَسُوْلَ
اللهِ, اَيُّ الصَدَقَةِ أَعْظَمُ أَجْرًا؟ قَالَ اَنْْ تَصَدَّقَ وَاَنْتَ
صَحِيْحٌ شَحِيْحٌ تَخْشَى الْفَقْرَ وَتَأْمُلُ الْغِنَى وَلاَ تُمْهِلْ حَتَّى
اِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُوْمَ قُلْتَ لِفُلاَنٍ كَذَا وَ لِفُلاَنٍ كَذَا
Seorang sahabat bertanya kepada
Rasulullah Saw: "sedekah yang bagaimana yang paling besar
pahalanya?". Nabi Saw menjawab: "saat kamu sedekah, hendaklah kamu
sehat dan dalam kondisi pelit serta saat kamu takut melarat tapi mengharap
kaya. Jangan ditunda sehingga ruhmu di tenggorokan baru kamu berkata untuk
Fulan sekian dan untuk Fulan sekian (HR. Bukhari).
Keharusan
bersedekah bahkan tetap harus dilakukan atau diberikan meskipun kepada keluarga
yang membenci kita, ini menunjukkan bahwa sedekah yang kita lakukan adalah
karena Allah Swt, bukan karena kepada siapa kita harus bersedekah, Rasulullah
Saw bersabda:
أَفْضَلُ الصَدَقَةِ عَلَى ذِى الرَّحِمِ
الْكَاشِحِ
Sedekah yang paling utama adalah yang
diberikan kepada keluarga dekat yang bersikap memusuhi (HR. Thabrani dan Abu
Daud).
KEUTAMAAN SEDEKAH
Sedekah
memiliki banyak keutamaan dengan nilai yang besar dalam pandangan Allah Swt dan
Rasul-Nya. Diantaranya, Pertama, dapat menghindarkan seseorang
dari neraka meskipun hanya sedikit yang bisa disedekahkannya, bukan kikir tapi
karena memang ia tidak mampu bersedekah dalam jumlah yang banyak, bahkan
seandainya ia tidak punya apa-apa iapun bisa melakukannya dengan berbicara yang
baik, Rasulullah Saw bersabda:
إِتَّقُوا النَّارَ
وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَاِنْ لَمْ تَجِدُوا فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ
Jauhilah neraka walaupun hanya dengan
(sedekah) sebiji kurma, kalau kamu tidak menemukan sesuatu, maka dengan omongan yang baik (HR. Ahmad, Bukhari
dan Muslim).
Kedua, memperoleh pahala yang
besar, karena pahala suatu amal yang baik seringkali dilipatgandakan, bahkan
bila sedekahnya dalam bentuk wakaf, maka pahalanya bisa terus mengalir meskipun
pelakunya sudah wafat, Rasulullah Saw bersabda:
اِذَا مَاتَ ابْنُ
آدَمَ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ اِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ
يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْلَهُ
Apabila anak Adam wafat, putuslah
amalnya kecuali tiga hal, yakni sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan dan
anak shaleh yang mendo'akannya (HR. Muslim)
Ketiga,
dapat mendatangkan rizki sebagai balasan langsung dari Allah Swt atas sedekah
yang dikeluarkannya, ini merupakan suatu keberkahan baginya, Rasulullah Saw
bersabda:
اِسْتَنْزِلُوا
الرِّزْقَ بِالصَدَقَةِ
Turunkanlah (datangkanlah) rezkimu
(dari Allah) dengan mengeluarkan sedekah (HR. Baihaki).
Keempat,
sedekah menjadi naungan bagi yang melakukannya pada hari kiamat, sehingga
kebaikan yang dilakukan seseorang dalam hidupnya di dunia ini akan menjadi
penolong baginya dalam kehidupan di akhirat kelak, Rasulullah Saw bersabda:
ظِلُّ الْمُؤْمِنِ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ صَدَقَتُهُ
Naungan bagi seorang mu'min pada hari
kiamat adalah sedekahnya (HR. Ahmad).
Dari pengertian dan
penjelasan di atas, kita bisa memahami bahwa setiap muslim harus bersedekah dan
tidak ada alasan baginya untuk tidak mau bersedekah karena hal itu bisa
dilakukan dengan segala bentuk kebaikan, bukan hanya dilakukan dengan harta.
BERLOMBA DALAM KEBAIKAN.
Setelah kita memahami bahwa kemuliaan
manusia tergantung pada iman dan amal shaleh atau kebaikannya dalam maka
semakin banyak perbuatan baik yang dilakukannya, akan semakin mulia harkat dan
martabatnya dihadapan Allah Swt. Disinilah letak pentingnya bagi kita untuk
berloma-lomba dalam kebaikan sebagaimana firman Allah yang artinya: Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya
(sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam
berbuat) kebaikan. Dimana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu
sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu
(QS 2:148).
Ada banyak kisah tentang
bagaimana para sahabat berlomba-lomba dalam kebaikan. Diantaranya, suatu ketika
Rasulullah Saw mengumpulkan para sahabat di suatu tempat, tidak semua sahabat
tahu untuk maksud apa mereka dikumpulkan. Ternyata Rasulullah Saw menyatakan bahwa
kita harus berjuang dan perjuangan itu memerlukan dana. Maka sahabat yang
membawa uang memberikan uangnya di tengah-tengah majelis, sedangkan yang tidak
membawa uang mengatakan apa yang mau mereka berikan, bahkan sampai ada yang
mengatakan mau memberikan seperempat, setengah, sepertiga, dan sebagainya.
Semua memberikan dan semua menyatakan apa yang mau mereka berikan. Tapi Nabi
juga memperhatikan, ada satu sahabat yang Nabi tahu bahwa hartanya banyak tapi
ia belum memberikan dan belum mengatakan sesuatu. Beliau kemudian bertanya:
"Wahai Abu Bakar, semua sahabat telah memberikan harta atau mengatakan apa
yang mereka mau berikan, mengapa engkau
belum?".
Sebenarnya Abu Bakar mau
memberikan, tapi ia tidak mau mengatakan, namun karena Rasulullah Saw bertanya
iapun menjawab: "Saya akan memberikan semua uang yang saya miliki?".
Mendengar hal itu,
Rasulullah Saw agak terkejut padahal
yang dituntut tidak sebanyak itu, beliau kemudian bertanya: "Untuk kamu
sekeluarga apa bila semua hendak disedekahkan?".
Abu Bakar kemudian
menjawab: "Untuk kami cukup Allah
dan Rasul-Nya".
Ini menunjukkan sikap
mental dari Abu Bakar yang sangat optimis, apalagi ia seorang pedagang yang
sukses sehingga bila hartanya habis, besok ia masih bisa berdagang dan
memperoleh keuntungan, sedangkan modal kepercayaan orang lain jauh lebih
penting daripada modal uang.
Dengan demikian, seharusnya
kita selalu termotivasi untuk memanfaatkan hidup kita yang tersisa ini guna
beramal shaleh yang sebanyak-banyaknya dan bersedekah dalam arti yang luas
menjadi keharusan bagi kita untuk mewujudkannya.
Karena itu, melalui tulisan
ini akan kita bahas secara berseri hal-hal yang bisa kita lakukan dan semua itu
termasuk ke dalam penilaian sedekah.
1. MENGINFAKKAN HARTA
Menginfakkan atau membelanjakan harta,
baik untuk kepentingan keluarga maupun orang lain merupakan salah satu bentuk
dari sedekah, bahkan sedekah dengan menginfakkan harta merupakan pemahaman yang
paling populer dikalangan umat Islam.
Ambillah sekedah (zakat) dari sebagian
harta mereka, dengan sedekah (zakat) itu kamu membersihkan dan mensucikan
mereka dan mendo'alah untuk mereka. Sesungguhnya do'a kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui
(QS 9:103).
عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ صَدَقَةٌ. قَالُوْا:
يَارَسُوْلَ اللهِ اَرَاَيْتَ اِنْ لَمْ يَجِدْ؟. قَالَ: يَعْمَلُ ِبيَدِهِ
فَيَنْفَعُ نَفْسَهُ وَيَتَصَدَّقَ. قَالُوْا: اَرَأَيْتَ اِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ؟.
قَالَ: يُعِيْنُ ذَا الْحَاجَةِ الْمَلْهُوْفِ. قَالُوْا: أَرَأَيْتَ اِنْ لَمْ
يَفْعَلْ؟. قَالَ: يَأْمُرُ بِالْمَعْرُوْفِ. قَالُوْا: أَرَأَيْتَ اِنْ لَمْ
يَفْعَلْ؟ قَالَ: يُمْسِكُ عَنِ الشَّرِّ فَاِنَّهَا صَدَقَةٌ
Setiap muslim harus bersedekah. Para sahabat bertanya: “Wahai Nabi Allah, bagaimana
dengan orang yang tidak memiliki harta?”. Beliau bersabda: “Bekerjalah dengan
tangannya sehingga ia bermanfaat bagi dirinya lalu bersedekah”. Mereka bertanya
lagi: “Bagaimana kalau ia tidak punya?”. Beliau bersabda: “Membantu orang yang
membutuhkan lagi meminta pertolongan”.
Mereka bertanya lagi: “Kalau tidak bisa?”. Beliau bersabda: “Hendaklah ia
melakukan kebajikan dan menahan diri dari kejahatan, karena keduanya merupakan
sebaik-baik sedekah baginya (HR. Bukhari).
2. BEKERJA.
3. MEMBANTU ORANG LAIN.
4. PERKATAAN YANG BAIK DAN MEMAAFKAN
Perkataan yang baik dan pemberian maaf
lebih baik dari pada sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan
(perasaan si penerima), Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun (QS 2:263).
5. MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL.
وَفِى يُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ. قَالُوْا: يَارَسُوْلَ
اللهِ أَيَأْتِى أَحَدُنََا شَهْوَتَهُ وَيَكُوْنُ لَهُ فِيْهَا أَجْرٌ قَالَ
أَرَأَيْْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِى حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ فِيْهَا وِزْرٌ
فَكَذَالِكَ اِذَا وَضَعَهَا فِى الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرًا
"Melakukan hubungan intim (dengan
isteri yang dilakukan oleh) salah seorang diantara kamu merupakan
sedekah". Para sahabat berkata: "Ya
Rasulullah, apakah kalau salah seorang diantara kita melampiaskan nafsu
syahwatnya hal itu dihargai dengan pahala?". Rasulullah menjawab:
"Bagaimana pendapat kalian, seandainya seseorang melampiaskan syahwatnya
pada hal yang haram?, apakah dia akan mendapatkan dosa?. Begitu juga jika dia
menyalurkan hasrat birahinya pada hal yang halal, maka dia akan mendapatkan
pahala". (HR. Muslim, Abu Daud dan Ahmad).
6. SENYUM
تَبَسُّمُكََ فِى وَجْهِ أَخِيْكَ لَكَ صَدَقَةٌ
Senyummu di muka saudaramu
adalah sedekah bagimu (HR. Bukhari)
7. AMAR MA'RUF NAHI MUNKAR
وَأَمْرُكَ بِالْمَعْرُوْفِ وَنَهْيُكَ عَنِ
الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ
Menyuruh kebaikan dan
mencegah kemunkaran adalah sedekah (HR. Bukhari).
8. MEMBIMBING MANUSIA
وَاِرْشَادُكَ الرَّجُلَ فىِ أَرْضِ الضَّلاَلِ لَكَ
صَدَقَةٌ
Bimbinganmu kepada
seseorang di bumi kesesatan adalah sedekah bagimu (HR. Bukhari).
9. MEMBUANG GANGGUAN DI JALAN
وَاِمَاطَتُكَ الْحَجَرَ وَالشَّوْكَ وَالْعَظْمَ
عَنِ الطَّرِيْقِ لَكَ صَدَقَةٌ
Engkau menyingkirkan batu,
duri dan tulang dari tengah jalan itu adalah sedekah bagimu (HR. Bukhari).
10.
BERDZIKIR
اِنَّ بِكُلِّ
تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَةًُ وَكُلِّ تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةًُ وَكُلِّ تَحْمِيْدَةٍ صَدَقَةًُ وَكُلِّ
تَهْلِيْلَةٍ صَدَقَةًُ وَأَمْرٍ بِالْمَعْرُوْفِ صَدَقَةً وَنَهْيِ عَنْ مُنْكَرٍ
صَدَقَةً
Tiap-tiap ucapan tasbih adalah
sedekah, takbir sedekah, tahmid sedekah, tahlil sedekah, amar ma'ruf sedekah,
nahi munkar sedekah, bersenggama dengan isterimupun sedekah (HR. Muslim)
11. MENANAM POHON
مَامِنْ مُسْلِمٍ يَزْرَعُ زَرْعًا أَوْ يَغْرِسُ
غَرْسًا فَيَأْكُلُ مِنْهُ طَيْرٌ أَوْ اِنْسَانٌ أَوْ بَهِيْمَةٌ اِلاَّ كَانَ
لَهُ صَدَقَةٌ
Tiada seorang muslimpun menanam satu
tanaman atau menanam satu pohon, lalu burung, manusia atau binatang memakannya,
melainkan baginya sedekah (HR. Ahmad,
Bukhari, Muslim dan Tirmidzi).
12. MELANGKAH DI JALAN
KEBAIKAN.
Kemungkinan masih banyak lagi, karena keterbatasan ilmu saya baru menyebutkan 12 aktivitas yang bisa dikategorikan sedekah......
HAL-HAL YANG MEMBATALKAN
SEDEKAH
Sayyid Quthb: infak bukan
memberi tapi menerima, bukan berkurang tapi bertambah. Infak seharusnya bisa
mengangkat derajat manusia dan tidak mengotorinya, infak yang tidak menodai
kehormatan dan tidak mengotori perasaan. Infak yang terjadi dan bersumber dari
hati yang rela dan suci. Infak yang hanya bertujuan mencari keridhaan Allah
semata-mata.
Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu menghilangkan pahala sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan
menyakiti (perasaan sipenerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena
riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka
perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian
batu itu ditimpa hujan lebat, lalu
menjadilah ia bersih. Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka
usahakan dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir (QS 2:264).
- AL MANN (MEMBANGKIT-BANGKITKAN).
Mannan terambil dari kata minnah yang
artinya nikmat. Maksudnya adalah menyebut-nyebut nikmat kepada yang diberi serta membanggakannya.
Kata ini pada mulanya berti memotong atau mengurangi. Dalam konteks ayat ini,
menyebut-nyebut pemberian dinamai demikian karena ganjarannya menjadi terpotong
atau berkurang.
- AL AZA (MENYAKITI)
Al Adza secara harfiyah artinya
gangguan, itu berarti menyebut nikmat yang diberikan kepada orang yang diberi
merupakan sesuatu yang sangat menganggu karena sangat menyakiti perasaan orang
yang mnerimannya.
Menyebut-nyebut pemberian atau sedekah
akan menyakiti perasaan si pemberi dan penerima. menyakitkan si pemberi, karena
ia menebarkan di dalam jiwanya rasa kesombongan dan kecongkakan, ingin melihat
saudaranya terhina dan merendah-rendahkan dihadapannya. Tindakan ini akan
memenuhi hatinya dengan kemunafikan, riya dan jauh dari Allah Swt. Juga
menyakitkan perasaan si penerima, karena dia akan merasa terhina dan
direndahkan hingga dapat menimbulkan dendam dan keinginan untuk balas
menyakitinya (Sayyid Quthb)
- RIYA (MENCARI PUJIAN)
(A.M)