Selasa, 07 Juli 2015

BELAJAR SEDEKAH


Tak terasa sudah masuk 10 hari terakhir di bulan Ramadhan...Sambil meluangkan waktu sejenak dan mencoba menulis kembali dan hari ini mengangkat tema tentang sedekah, yang saya ambil dari beberapa sumber, kalau ada tulisan yang salah edit, salah ketik, salah ilmu... mohon maaf lahir batin, semoga kita bisa memaksimalkan 10 hari terakhir ramadhan tahun ini dengan sebaik baiknya... semoga saling bermanfaat....


Secara harfiyah, sedekah berasal dari kata shadaqa yang artinya benar. Sedekah adalah pemberian atau perlakukan dari seorang muslim kepada orang lain secara sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlahnya sebagai bentuk kebajikan dalam rangka mengharap ridha Allah Swt. Dari penjelasan seperti ini, sedekah dapat kita pahami sebagai bukti kebenaran iman dalam berbagai bentuk perbuatan baik, hal ini karena iman harus selalu dibuktikan dengan amal shaleh atau amal yang baik sehingga setiap kebaikan yang dilakukan seorang muslim adalah sedekah, Rasulullah Saw bersabda:
كُلُّ مَعْرُوْفٍ صَدَقَةٌ
Tiap perbuatan baik adalah sedekah (HR. Baihaki)

Karena sedekah menjadi bukti dari kebenaran iman seseorang, maka setiap kita yang telah mengaku sebagai muslim harus bersedekah sesuai dengan potensi dan kemampuan masing-masing, bahkan melakukannya harus sesegera mungkin dalam arti jangan suka ditunda-tunda, hal ini karena bisa jadi kita tidak sempat lagi bersedekah karena sudah wafat, apalagi soal kapan kita mati sama sekali tidak ada diantara kita yang mengetahuinya atau kita mau bersedekah tapi tidak ada orang yang memerlukannya, Rasulullah Saw bersabda:

تَصَدَّقُوْا فَاِنَّهُ يَأْتِى عَلَيْكُمْ زَمَانٌ يَمْشِى الرَّجُلُ بِصَدَقَةٍ فَلاَ يَجِدُ مَنْ يَقْبِلُهَا, يَقُوْلُ الرَّجُلُ: لَوْ جِئْتَ بِاْلأَمْسِ لَقَبِلْتُهَا فَأَمَّا الْيَوْمَ فَلاَ حَاجَةَ لِي بِهَا
Bersedekahlah kamu sekalian, sesungguhnya akan datang kepadamu suatu masa dimana seorang lelaki berjalan dengan membawa sedekah tidak akan menemukan seorangpun yang menerimanya. Lelaki yang dijumpainya berkata: "andaikata engkau datang kemarin, pasti sedekahmu akan saya terima, hari ini saya tidak membutuhkannya (HR. Bukhari)

Keharusan untuk segera bersedekah juga ditegaskan oleh Rasulullah Saw dalam haditsnya yang lain sehingga jangan sampai seseorang baru mau sedekah ketika ruh sudah sampai di tenggorokan, beliau bersabda:

قَالَ رَجُلٌ, يَارَسُوْلَ اللهِ, اَيُّ الصَدَقَةِ أَعْظَمُ أَجْرًا؟ قَالَ اَنْْ تَصَدَّقَ وَاَنْتَ صَحِيْحٌ شَحِيْحٌ تَخْشَى الْفَقْرَ وَتَأْمُلُ الْغِنَى وَلاَ تُمْهِلْ حَتَّى اِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُوْمَ قُلْتَ لِفُلاَنٍ كَذَا وَ لِفُلاَنٍ كَذَا
Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw: "sedekah yang bagaimana yang paling besar pahalanya?". Nabi Saw menjawab: "saat kamu sedekah, hendaklah kamu sehat dan dalam kondisi pelit serta saat kamu takut melarat tapi mengharap kaya. Jangan ditunda sehingga ruhmu di tenggorokan baru kamu berkata untuk Fulan sekian dan untuk Fulan sekian (HR. Bukhari).

Keharusan bersedekah bahkan tetap harus dilakukan atau diberikan meskipun kepada keluarga yang membenci kita, ini menunjukkan bahwa sedekah yang kita lakukan adalah karena Allah Swt, bukan karena kepada siapa kita harus bersedekah, Rasulullah Saw bersabda:

 أَفْضَلُ الصَدَقَةِ عَلَى ذِى الرَّحِمِ الْكَاشِحِ

Sedekah yang paling utama adalah yang diberikan kepada keluarga dekat yang bersikap memusuhi (HR. Thabrani dan Abu Daud).

KEUTAMAAN SEDEKAH

Sedekah memiliki banyak keutamaan dengan nilai yang besar dalam pandangan Allah Swt dan Rasul-Nya. Diantaranya, Pertama, dapat menghindarkan seseorang dari neraka meskipun hanya sedikit yang bisa disedekahkannya, bukan kikir tapi karena memang ia tidak mampu bersedekah dalam jumlah yang banyak, bahkan seandainya ia tidak punya apa-apa iapun bisa melakukannya dengan berbicara yang baik, Rasulullah Saw bersabda:

إِتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَاِنْ لَمْ تَجِدُوا فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ
Jauhilah neraka walaupun hanya dengan (sedekah) sebiji kurma, kalau kamu tidak menemukan sesuatu, maka  dengan omongan yang baik (HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim).
           
Kedua, memperoleh pahala yang besar, karena pahala suatu amal yang baik seringkali dilipatgandakan, bahkan bila sedekahnya dalam bentuk wakaf, maka pahalanya bisa terus mengalir meskipun pelakunya sudah wafat, Rasulullah Saw bersabda:

اِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ اِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْلَهُ
Apabila anak Adam wafat, putuslah amalnya kecuali tiga hal, yakni sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan dan anak shaleh yang mendo'akannya (HR. Muslim)

Ketiga, dapat mendatangkan rizki sebagai balasan langsung dari Allah Swt atas sedekah yang dikeluarkannya, ini merupakan suatu keberkahan baginya, Rasulullah Saw bersabda:
اِسْتَنْزِلُوا الرِّزْقَ بِالصَدَقَةِ
Turunkanlah (datangkanlah) rezkimu (dari Allah) dengan mengeluarkan sedekah (HR. Baihaki).

Keempat, sedekah menjadi naungan bagi yang melakukannya pada hari kiamat, sehingga kebaikan yang dilakukan seseorang dalam hidupnya di dunia ini akan menjadi penolong baginya dalam kehidupan di akhirat kelak, Rasulullah Saw bersabda:
ظِلُّ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ صَدَقَتُهُ
Naungan bagi seorang mu'min pada hari kiamat adalah sedekahnya (HR. Ahmad).

Dari pengertian dan penjelasan di atas, kita bisa memahami bahwa setiap muslim harus bersedekah dan tidak ada alasan baginya untuk tidak mau bersedekah karena hal itu bisa dilakukan dengan segala bentuk kebaikan, bukan hanya dilakukan dengan harta.

BERLOMBA DALAM KEBAIKAN.

Setelah kita memahami bahwa kemuliaan manusia tergantung pada iman dan amal shaleh atau kebaikannya dalam maka semakin banyak perbuatan baik yang dilakukannya, akan semakin mulia harkat dan martabatnya dihadapan Allah Swt. Disinilah letak pentingnya bagi kita untuk berloma-lomba dalam kebaikan sebagaimana firman Allah yang artinya: Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Dimana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (QS 2:148).

Ada banyak kisah tentang bagaimana para sahabat berlomba-lomba dalam kebaikan. Diantaranya, suatu ketika Rasulullah Saw mengumpulkan para sahabat di suatu tempat, tidak semua sahabat tahu untuk maksud apa mereka dikumpulkan. Ternyata Rasulullah Saw menyatakan bahwa kita harus berjuang dan perjuangan itu memerlukan dana. Maka sahabat yang membawa uang memberikan uangnya di tengah-tengah majelis, sedangkan yang tidak membawa uang mengatakan apa yang mau mereka berikan, bahkan sampai ada yang mengatakan mau memberikan seperempat, setengah, sepertiga, dan sebagainya. Semua memberikan dan semua menyatakan apa yang mau mereka berikan. Tapi Nabi juga memperhatikan, ada satu sahabat yang Nabi tahu bahwa hartanya banyak tapi ia belum memberikan dan belum mengatakan sesuatu. Beliau kemudian bertanya: "Wahai Abu Bakar, semua sahabat telah memberikan harta atau mengatakan apa yang mereka mau  berikan, mengapa engkau belum?".

Sebenarnya Abu Bakar mau memberikan, tapi ia tidak mau mengatakan, namun karena Rasulullah Saw bertanya iapun menjawab: "Saya akan memberikan semua uang yang saya miliki?".

Mendengar hal itu, Rasulullah Saw agak terkejut  padahal yang dituntut tidak sebanyak itu, beliau kemudian bertanya: "Untuk kamu sekeluarga apa bila semua hendak disedekahkan?".

Abu Bakar kemudian menjawab:  "Untuk kami cukup Allah dan Rasul-Nya".

Ini menunjukkan sikap mental dari Abu Bakar yang sangat optimis, apalagi ia seorang pedagang yang sukses sehingga bila hartanya habis, besok ia masih bisa berdagang dan memperoleh keuntungan, sedangkan modal kepercayaan orang lain jauh lebih penting daripada modal uang.

Dengan demikian, seharusnya kita selalu termotivasi untuk memanfaatkan hidup kita yang tersisa ini guna beramal shaleh yang sebanyak-banyaknya dan bersedekah dalam arti yang luas menjadi keharusan bagi kita untuk mewujudkannya.

Karena itu, melalui tulisan ini akan kita bahas secara berseri hal-hal yang bisa kita lakukan dan semua itu termasuk ke dalam penilaian sedekah.

1. MENGINFAKKAN HARTA

Menginfakkan atau membelanjakan harta, baik untuk kepentingan keluarga maupun orang lain merupakan salah satu bentuk dari sedekah, bahkan sedekah dengan menginfakkan harta merupakan pemahaman yang paling populer dikalangan umat Islam.


Ambillah sekedah (zakat) dari sebagian harta mereka, dengan sedekah (zakat) itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendo'alah untuk mereka. Sesungguhnya do'a kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS 9:103).
عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ صَدَقَةٌ. قَالُوْا: يَارَسُوْلَ اللهِ اَرَاَيْتَ اِنْ لَمْ يَجِدْ؟. قَالَ: يَعْمَلُ ِبيَدِهِ فَيَنْفَعُ نَفْسَهُ وَيَتَصَدَّقَ. قَالُوْا: اَرَأَيْتَ اِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ؟. قَالَ: يُعِيْنُ ذَا الْحَاجَةِ الْمَلْهُوْفِ. قَالُوْا: أَرَأَيْتَ اِنْ لَمْ يَفْعَلْ؟. قَالَ: يَأْمُرُ بِالْمَعْرُوْفِ. قَالُوْا: أَرَأَيْتَ اِنْ لَمْ يَفْعَلْ؟ قَالَ: يُمْسِكُ عَنِ الشَّرِّ فَاِنَّهَا صَدَقَةٌ

Setiap muslim harus bersedekah. Para sahabat bertanya: “Wahai Nabi Allah, bagaimana dengan orang yang tidak memiliki harta?”. Beliau bersabda: “Bekerjalah dengan tangannya sehingga ia bermanfaat bagi dirinya lalu bersedekah”. Mereka bertanya lagi: “Bagaimana kalau ia tidak punya?”. Beliau bersabda: “Membantu orang yang membutuhkan  lagi meminta pertolongan”. Mereka bertanya lagi: “Kalau tidak bisa?”. Beliau bersabda: “Hendaklah ia melakukan kebajikan dan menahan diri dari kejahatan, karena keduanya merupakan sebaik-baik sedekah baginya (HR. Bukhari).

2. BEKERJA.

3. MEMBANTU ORANG LAIN.

4. PERKATAAN YANG BAIK DAN MEMAAFKAN

Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari pada sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima), Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun (QS 2:263).

5. MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL.

وَفِى يُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ. قَالُوْا: يَارَسُوْلَ اللهِ أَيَأْتِى أَحَدُنََا شَهْوَتَهُ وَيَكُوْنُ لَهُ فِيْهَا أَجْرٌ قَالَ أَرَأَيْْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِى حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ فِيْهَا وِزْرٌ فَكَذَالِكَ اِذَا وَضَعَهَا فِى الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرًا
"Melakukan hubungan intim (dengan isteri yang dilakukan oleh) salah seorang diantara kamu merupakan sedekah". Para sahabat berkata: "Ya Rasulullah, apakah kalau salah seorang diantara kita melampiaskan nafsu syahwatnya hal itu dihargai dengan pahala?". Rasulullah menjawab: "Bagaimana pendapat kalian, seandainya seseorang melampiaskan syahwatnya pada hal yang haram?, apakah dia akan mendapatkan dosa?. Begitu juga jika dia menyalurkan hasrat birahinya pada hal yang halal, maka dia akan mendapatkan pahala". (HR. Muslim, Abu Daud dan Ahmad).

6. SENYUM
تَبَسُّمُكََ فِى وَجْهِ أَخِيْكَ لَكَ صَدَقَةٌ

Senyummu di muka saudaramu adalah sedekah bagimu (HR. Bukhari)

7. AMAR MA'RUF NAHI MUNKAR
وَأَمْرُكَ بِالْمَعْرُوْفِ وَنَهْيُكَ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ
Menyuruh kebaikan dan mencegah kemunkaran adalah sedekah (HR. Bukhari).

8. MEMBIMBING MANUSIA
وَاِرْشَادُكَ الرَّجُلَ فىِ أَرْضِ الضَّلاَلِ لَكَ صَدَقَةٌ
Bimbinganmu kepada seseorang di bumi kesesatan adalah sedekah bagimu (HR. Bukhari).

9. MEMBUANG GANGGUAN DI JALAN

وَاِمَاطَتُكَ الْحَجَرَ وَالشَّوْكَ وَالْعَظْمَ عَنِ الطَّرِيْقِ لَكَ صَدَقَةٌ
Engkau menyingkirkan batu, duri dan tulang dari tengah jalan itu adalah sedekah bagimu (HR. Bukhari).

10. BERDZIKIR
اِنَّ بِكُلِّ تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَةًُ وَكُلِّ تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةًُ وَكُلِّ تَحْمِيْدَةٍ صَدَقَةًُ وَكُلِّ تَهْلِيْلَةٍ صَدَقَةًُ وَأَمْرٍ بِالْمَعْرُوْفِ صَدَقَةً وَنَهْيِ عَنْ مُنْكَرٍ صَدَقَةً
Tiap-tiap ucapan tasbih adalah sedekah, takbir sedekah, tahmid sedekah, tahlil sedekah, amar ma'ruf sedekah, nahi munkar sedekah, bersenggama dengan isterimupun sedekah (HR. Muslim)

11. MENANAM POHON
مَامِنْ مُسْلِمٍ يَزْرَعُ زَرْعًا أَوْ يَغْرِسُ غَرْسًا فَيَأْكُلُ مِنْهُ طَيْرٌ أَوْ اِنْسَانٌ أَوْ بَهِيْمَةٌ اِلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ
Tiada seorang muslimpun menanam satu tanaman atau menanam satu pohon, lalu burung, manusia atau binatang memakannya, melainkan baginya sedekah (HR. Ahmad,  Bukhari, Muslim dan Tirmidzi).

12. MELANGKAH DI JALAN KEBAIKAN.

Kemungkinan masih banyak lagi, karena keterbatasan ilmu saya baru menyebutkan 12 aktivitas yang bisa dikategorikan sedekah......
HAL-HAL YANG MEMBATALKAN SEDEKAH

Sayyid Quthb: infak bukan memberi tapi menerima, bukan berkurang tapi bertambah. Infak seharusnya bisa mengangkat derajat manusia dan tidak mengotorinya, infak yang tidak menodai kehormatan dan tidak mengotori perasaan. Infak yang terjadi dan bersumber dari hati yang rela dan suci. Infak yang hanya bertujuan mencari keridhaan Allah semata-mata.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan pahala sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan sipenerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu  ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah ia bersih. Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir (QS 2:264).

  1. AL MANN (MEMBANGKIT-BANGKITKAN).
Mannan terambil dari kata minnah yang artinya nikmat. Maksudnya adalah menyebut-nyebut nikmat  kepada yang diberi serta membanggakannya. Kata ini pada mulanya berti memotong atau mengurangi. Dalam konteks ayat ini, menyebut-nyebut pemberian dinamai demikian karena ganjarannya menjadi terpotong atau berkurang.


  1. AL AZA (MENYAKITI)
Al Adza secara harfiyah artinya gangguan, itu berarti menyebut nikmat yang diberikan kepada orang yang diberi merupakan sesuatu yang sangat menganggu karena sangat menyakiti perasaan orang yang mnerimannya.

Menyebut-nyebut pemberian atau sedekah akan menyakiti perasaan si pemberi dan penerima. menyakitkan si pemberi, karena ia menebarkan di dalam jiwanya rasa kesombongan dan kecongkakan, ingin melihat saudaranya terhina dan merendah-rendahkan dihadapannya. Tindakan ini akan memenuhi hatinya dengan kemunafikan, riya dan jauh dari Allah Swt. Juga menyakitkan perasaan si penerima, karena dia akan merasa terhina dan direndahkan hingga dapat menimbulkan dendam dan keinginan untuk balas menyakitinya (Sayyid Quthb)

  1. RIYA (MENCARI PUJIAN) 


(A.M)

Selasa, 30 Juni 2015

EMPAT PERKARA YANG TIDAK MERUGIKAN





Tulisan hari ini......semoga bermanfaat.
Setiap orang, apalagi sebagai muslim, pasti menginginkan keberuntungan dalam hidupnya. Karenanya, manusia biasanya selalu berusaha untuk meraih keberuntungan itu, baik berupa materi, kepercayaan dari orang lain yang kemudian membawa keberuntungan, jabatan yang tinggi, popularitas yang tidak tertandingi , keturunan yang menyenangkan dan sebagainya. Namun tidak semua keinginan duniawi manusia bisa diraihnya. Ada banyak orang yang berambisi untuk mendapatkan banyak hal dari kenikmatan duniawi tapi dia tidak memperolehnya.

Bagi seorang muslim, manakala keinginan duniawinya tidak tercapai, dia tidak akan menganggap hidupnya menjadi sia-sia, apalagi sampai putus asa. Masih ada harapan yang lebih mulia untuk diraihnya, yakni keridhaan Allah dan syurga yang penuh dengan kenikmatan. Karenanya bila kenikamatan duniawi itu tidak diraihnya, dia tidak merasa hal itu sebagai suatu kerugian besar, karena yang rugi bukanlah orang yang tidak memperoleh kenikmatan duniawi, Allah berfirman yang artinya: Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali yang beriman dan beramal shaleh, nasihat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi keshabaran (QS 103:1-3).

Oleh karena itu, ada satu hadits Nabi Muhammad Saw yang memberikan resep kepada kita untuk merasa tidak rugi dalam menjalani kehidupan di dunia ini hanya karena tidak memperoleh kenikmatan duniawi. Rasulullah Saw bersabda:
Empat perkara, apabila keempatnya ada padamu, maka tidak merugikan engkau dari apa yang tidak engkau peroleh dari dunia, yaitu: benar dalam berbicara, menjaga amanat, akhlak yang baik dan tidak serakah dalam makanan (HR. Ahmad, Thabrani, Hakim dan Baihaqi).

EMPAT RESEP.

Dari hadits di atas, terdapat empat resep dari Rasulullah Saw agar seandainya kita tidak memperoleh apapun dari kenikmatan duniawi, kita tidak menganggapnya sebagai kerugian yang besar, sebab masih ada keberuntungan yang lebih besar lagi dan justeru hal itu memberikan kenikmatan tersendiri dalam hidup ini.

1. Benar Dalam Berbicara.

Bicara yang benar merupakan salah satu dari ciri orang yang beriman. Karena itu, bila seseorang benar dalam berbicara, maka dia telah memenuhi salah satu syarat guna memperoleh jaminan syurga. Rasulullah Saw bersabda:
Barangsiapa yang memberi jaminan kepadaku untuk memelihara diantara rahangnya (mulutnya) dan diantara kedua pahanya (kemaluan) niscaya aku menjamin baginya syurga (HR. Bukhari).

Orang yang kaya, cantik atau gandeng, populer, tinggi kedudukannya bahkan dianggap terhhormat di dalam masyarakat, tapi kalau sudah tidak benar dalam berbicara, maka dia akan menjadi manusia yang hina dihadapan Allah dan rendah kedudukannya dihadapan sesama manusia. Oleh karena itu, sebagai muslim kita punya keharusan yang sangat untuk menjaga bahaya lidah.
Untuk itu, setiap muslim memiliki tanggung jawab untuk berusaha selalu benar dalam berbicara, baik benar dalam masalah yang dibicarakan maupun benar penggunaan bahasanya. Itu pula sebab, mengapa salah satu satu tanda orang munafik adalah dusta atau bohong dalam pembicaraannya. Al-Qur’an sendiri menegaskan bahwa setiap pembicaraan ada pertanggung-jawabannya dihadapan Allah Swt, karenanya ucapan kita itu dicatat oleh Malaikat yang selalu menyertai manusia di kanan dan kirinya, Allah berfirman yang artinya: Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir (QS 50:18).

2. Menjaga Amanat.

Kehidupan di dunia ini tak lepas dari amanat. Jasmani yang sehat, harta yang banyak, ilmu yang luas, kedudukan yang tinggi merupakan amanat yang diberikan Allah Swt kepada kita. Belum lagi kepercayaan yang diberikan orang lain kepada kita dalam berbagai hal. Semua amanat itu harus dijaga, dan digunakan dengan sebaik-baiknya. Karena itu, manakala seseorang tidak memiliki sifat amanat, keimanan dianggap tidak ada pada dirinya dan manakala dia selalu mengkhianati amanat yang diberikan kepadanya, maka dia dianggap tidak memiliki agama, meskipun dia penganut agama. Rasulullah Saw bersabda:
Tidak beriman orang yang tidak memegang amanat, dan tidak ada agama bagi orang yang tidak menepati (HR. Ahmad).

Dengan demikian, manakala kita memiliki harta, menunaikan amanatnya adalah dalam bentuk membelanjakannya untuk kebaikan, jasmani yang sehat untuk mengabdi kepada Allah dan berjuang di jalan-Nya, ilmu yang luas untuk meningkatkan matabat kehidupan manusia, sedangkan kedudukan yang tinggi untuk menegakkan kebenaran. Oleh karena itu, manakala kita ingin memberikan amanah kepada seseorang, berikanlah kepada orang yang ahli agar bisa dihindari kehancurannya. Manakala seseorang selalu menunaikan amanat yang diberikan kepadanya, maka dia akan menjadi manusia yang istimewa, meskipun tidak memperoleh kenikmatan duniawi.

3. Akhlak Yang Baik.

Akhlak yang baik merupakan kekayaan yang paling mahal harganya bagi seorang muslim. Karena itu, Rasulullah Saw diutus untuk memperbaiki akhlak manusia. Itu pula sebabnya, manakala orang tua telah mendidik akhlak anaknya dengan baik, itu menjadi pemberian yang paling berharga ketimbang pemberian materi yang paling mahal sekalipun. Rasulullah Saw bersabda:
Tidak ada pemberian yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya yang lebih baik dari pendidikan adab (akhlak) yang baik (HR. Tirmidzi).

Meskipun seseorang, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara telah mencapai kemajuan dan kemakmuran yang besar, hal itu dapat kita rasakan sebagai sesuatu yang tidak ada artinya kalau masyarakat memiliki akhlak yang mulia. Karena itu, seorang ulama berkata: Suatu akan tegak apabila baik akhlaknya, bila akhlak hancur, maka hancurlah bangsa itu.

4. Tidak Serakah.

Tamak atau serakah merupakan salah satu sifat tercela. Meskipun seseorang telah memperoleh materi yang banyak, tapi kalau dia tidak bersyukur dan tidak ada puasnya, maka dia menjadi orang yang terasa miskin. Keserakahan ternyata bukan hanya membuat seseorang tidak pandai bersyukur, tapi juga untuk memperoleh kenikmatan yang lebih banyak dia akan menempuh cara-cara yang tidak halal dan merampas hak-hak orang lain, meskipun mereka orang yang dirampas hak-haknya itu tergolong miskin.

Rasa syukur kepada Allah Swt membuat seseorang memperoleh keberuntungan yang besar, karena memang sudah janji Allah untuk menambah nikmat-Nya kepada siapa saja yang bersyukur, Allah berfirman yang artinya: Dan ingatlah tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS 14:7).

Sementara orang yang tamak akan mengalami kerugian bagi dirinya sendiri dan merugikan orang lain, dia tidak memiliki rasa optimis terhadap hari-hari mendatang, selalu curiga terhadap kemajuan yang dicapai orang lain dan pada akhirnya dia tidak disukai oleh Allah Swt dan sesama manusia. Ketika seorang sahabat datang kepada Rasulullah Saw guna menanyakan tentang amalan yang akan membuat manusia dicintai Allah dan manusia, Rasulullah Saw menjawab: Hiduplah di dunia dengan zuhud (bersahaja), maka kamu akan dicintai Allah, dan janganlah tamak terhadap apa yang di tangan manusia, niscaya kamu akan disenangi manusia (HR. Ibnu Majah).

Akhirnya, semakin kita sadari kalau keberuntungan dalam hidup di dunia tidak bisa semata-mata kita ukur dengan tinjauan materi. Karena itu, seandainya seseorang tidak memperoleh kenikmatan materi sekalipun, dia masih tergolong orang yang beruntung manakala menjalani kehidupan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Selasa, 23 Juni 2015

NAIK KELAS ATAU TIDAK YA>>>KURTILAS

Menjelang akhir semester genap di sekolah.. pada akhirnya tibalah waktu yang akan menentukan sudah layak kah kita??? maka tidak ada salahnya kita ketahui tentang :....................



KRITERIA KENAIKAN KELAS DAN KELULUSAN
KURIKULUM 2013

Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, menyebutkan bahwa Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.

Prinsip pembelajaran  pada kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma: (1) peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu; (2) guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan  tekstual  menjadi pendekatan  proses  sebagai  penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran  berbasis  konten  menjadi  pembelajaran  berbasis kompetensi; (5) pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran  yang  menekankan  jawaban  tunggal  menjadi pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan  fisikal  (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran  yang  mengutamakan  pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran  yang  menerapkan  nilai-nilai  dengan  memberi keteladanan (ing  ngarso  sung  tulodo), membangun kemauan  (ing  madyo mangun  karso),  dan  mengembangkan  kreativitas  peserta  didik  dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaran yang  berlangsung  di  rumah,  di  sekolah,  dan  di masyarakat; (12) pembelajaran  yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan  atas perbedaan  individual dan  latar  belakang budaya peserta didik.

Penekanan pengembangan kurikulum 2013 adalah penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan. Karena kita menghadapi globalisasi dan tuntutan masyarakat Indonesia masa depan.
Kurikulum 2013 diberlakukan secara bertahap mulai tahun 2013-2014 melalui pelaksanaan terbatas, khususnya bagi sekolah-sekolah yang dianggap siap dan ditunjuk untuk melaksanakan. Tahukah kalian, bahwa sebagian sekolah sudah menggunakan Kurikulum 2013? Karena itu siswa kelas X harus mengikuti perubahan ini mulai dari struktur kurikulum, pendekatan pembelajarannya yang dikenal dengan model pendekatan saintifik, serta sistem penilaian yang berbeda dengan sebelumnya.

Struktur Kurikulum 2013 dibagi tiga kelompok yaitu mata pelajaran wajib A, mata pelajaran wajib B, dan mata pelajaran  C yang masih dibagi lagi menjadi mata pelajaran peminatan dan mata pelajaran lintas minat.
Sayang sekali masih saja ada sekelompok siswa yang termasuk cuek dan tidak pernah ambil pusing dengan keberadaannya di SMA....Siapakah mereka? Mereka sebenarnya anak-anak yang siap untuk tidak naik kelas. Mengapa begitu? Ya, karena mereka tidak dapat menyesuaikan diri (beradaptasi) dengan kurikulum yang berlaku di sekolah.
Struktur kurikulum kelompok C , ada peminatan yang menandai siswa kelas X sudah wajib menentukan program yang mereka ambil. Program MIA atau Matematika dan Ilmu Alam (dulu IPA) terdiri dari matematika, biologi, fisika, kimia. Program IIS atau Ilmu Ilmu Sosial (dulu IPS) terdiri dari Sejarah, Geografi, Ekonomi, dan Sosiologi.. Selain itu ada mata pelajaran lintas minat, di mana siswa program MIA wajib  mengambil dua mata pelajaran peminatan dari program IIS, Siswa program IIS wajib mengambil dua mata pelajaran peminatan dari program MIA...
Contoh:
  1. Ayu adalah siswa program MIA yang mengambil lintas minat Geografi dan Ekonomi.
  2. Asmi adalah siswa program IIS yang mengambil lintas minat Bahasa Indoesia dan Matematika.
Mata pelajaran Lintas minat wajib diikuti dan wajib memperoleh nilai, sebab mata pelajaran ini bukan mata pelajaran tambahan tetapi merupakan mata pelajaran yang wajib diikuti dan termasuk syarat kenaikan kelas. Itu artinya, bagi siswa yang tidak mengikuti lintas minat, tidak mempunyai pilihan mata pelajaran  lintas minat, hanya mengikuti satu mata pelajaran lintas minat, atau nilai lintas minatnya kurang dari KKM (nilai ketuntasan minimal)....Jangan terkejut atau protes bila tidak naik kelas. Semua sudah diatur agar siswa dapat mengikuti pembelajaran di SMA dengan baik. Hanya karena sikap yang cuek, tidak mau mengerti, dan tidak peduli pada diri sendiri akan membuat seorang siswa memilih tinggal kelas atau tidak naik kelas.

Ekstrakurikuler Pramuka adalah ekstra wajib yang harus diikuti, ekstra ini juga dapat menyumbangkan nilai untuk tidak naik kelas....Karena itu tidak perlu berpikir berkali-kali untuk mengikuti ekstra pramuka.
Selain mata pelajaran lintas minat dan ekstrakurikuler, apalagi yang membuat siswa harus mengulang di kelas yang sama atau tidak naik kelas?  dalam pengembangan kurikulum 2013 semua mata pelajaran harus berkontribusi dalam pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa. Karena itu penilaian betul-betul melalui tiga aspek yang kita kenal sebagai penilaian autentik.(Permendikbud No.66 tahun 2013 tentang Standar  Penilaian Pendidikan dan Permendikbud No.81A T ahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013)
Penilaian merupakan tolok ukur apakah siswa sudah layak untuk mengikuti pembelajaran tingkat berikutnya atau tidak. Penilaian dalam kurikulum 2013 memperhatikan proses serta hasil. Bukan hasil akhir saja. Selain nilai yang diperoleh di semester dua, nilai  semester satu ikut menentukan apakah seorang siswa layak mengikuti tingkat berikutnya atau tidak, karena itu nilai semester satu harus tuntas sebelum mengikuti pelajaran semester dua. Apa yang perlu diperhatikan dalam penilaian? Ingat, bahwa penilaian meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Contoh: Ela memiliki nilai pengetahuan bagus, keterampilan bagus namun sikap kurang. Maka sikap merupakan perhitungan untuk menentukan kelayakan siswa untuk mengikuti  tingkat selanjutnya atau tidak.

Kriteria Kenaikan Kelas...
1.      Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran (semester 2)
2.      Kenaikan kelas didasarkan pada penilaian hasil belajar kumulatif semester 1 dan 2
3.      Peserta didik kelas X dan XI dinyatakan naik ke kelas XI dan XII apabila maksimal 2 mata pelajaran wajib dan lintas minat yang tidak tuntas
4.      Peserta didik kelas X dan XI dinyatakan tidak naik ke kelas XI dan XII apabila terdapat lebih dari 2 mata pelajaran yang tidak tuntas dan mata pelajaran yang bukan mata pelajaran peminatan
5.      Peserta didik wajib mengikuti kegiatan ekstra kurikuler pramuka

Demikian dulu catatan ekonomiku hari ini.......good luck..
 
Qoutes:
Jika kau tak pernah melangkah maju, maka kau takkan pernah tahu. Jika kau sering mengabaikan gurumu, maka kau takkan pernah berilmu....Teman yang banyak di sekolah memang baik untukmu. Tapi ingatlah, ketika kau duduk di bangku ujianmu, semua hanya akan tentang dirimu dan kemampuanmu... Seorang yang MAMPU bukanlah karna memang dia sudah serba tahu. Tapi seorang yang MAMPU adalah orang yang MAU dan TAK LELAH untuk mencari ilmu..

A.M